Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik.Yakobus 3:17
Apakah yang menjadi ciri dari hikmat dari bijaksana dari Tuhan? Melalui pemaparan di Yakobus 3:17, ada 7 point penting yang ditekankan: murni, damai, ramah, taat, kasih, tidak memihak, tidak munafik.
Murni
Hal pertama-tama yg menjadi dasar utama adalah murni. Orang yg berbahaya bukanlah orang yg bodoh, atau jahat. Tapi, jika ada seseorang yang pintar, tapi ia tidak murni, ia menjadi seseorang yang sangat berbahaya.
Damai
Hal kedua yang ditulis adalah damai. Bila kita belajar dari sejarah. betapa banyak nya uang yg dihabiskan untuk biaya peperangan. Bandingkan dengan negara-negara yang tidak mempunyai militer (contoh: Jepang & Jerman), sehingga ia bisa menggunakan biaya yg biasanya digunakan untuk militer, digunakan untuk hal lain yg lebih berguna. Dari sana kita melihat, betapa perang (ataupun perselisihan) itu adalah sesuatu yg menguras banyak waktu pemikiran kita, padahal itu sesuatu yang kita bisa gunakan untuk hal lain yg lebih berguna.
Dengan demikian, jikalau kita menyimpan terus kepahitan, bersikeras terus dalam perselisihan (untuk hal-hal yang bukan prinsip). Betapa kita membuang banyak hal dari diri kita.
Ramah
[not well recorded]
Taat
[not well recorded]
Kasih
[not well recorded]
Tidak memihak
Sikap yang adil, tidak memihak menjadi hal penting dalam kita. Jangan memihak orang miskin karena dia miskin, jangan memihak orang kaya karena ia kaya. Tapi hendaklah melakukan dan memutuskan segala sesuatunya berdasarkan kebenaran, bahkan lebih dari itu, kita harus bisa membawa perdamaian kepada pihak yang bertikai.
Tidak mudah, bahkan terdalam proses mungkin kita akan mengalami kerugian dalam proses perdamaian itu. Tapi kalau kita bisa melakukan itu dengan benar dan tulus, itulah kualitas anak-anak Allah.
Berbahagialah segala orang yang mendamaikan orang, karena mereka itu akan disebut anak-anak AllahMatius 5:9
Tidak Munafik
Bukan hanya dalam artian perbuatan yang tidak sesuai dengan perkataan, tapi kalau kita menyanggupi sesuatu yang belum tentu (kita tahu kita tidak bisa), itu bisa menjadi suatu kemunafikan.
Dengan demikian, Hati-hati dalam perkataan. Karena walau niat kita baik, tapi kita tahu bahwa kita belum tentu bisa mengabulkannya, tapi kita tetap mengatakannya juga. Itu bisa menjadikan kita munafik dimata orang yang lain, meskipun kita sama sekali tidak berniat mengingkari perkataan/janji kita.