Karena telah menjadi suatu sifat yang alami, manusia menjadi mahluk yang paling tergantung kepada orang lain. Dari sejak lahir, manusia membutuhkan bantuan sesamanya lebih banyak dan lebih lama dari mahluk lainnya. Butuh waktu lebih 9 bulan seorang bayi mulai belajar merangkak, dan 9 bulan kemudian untuk baru belajar memanggil “mama papa”. Lewat orang tua mereka pula, seorang bayi mulai diajar mengenal, mana yang boleh dan tidak boleh. Memang demikianlah manusia, begitu lemah. Tapi seringkali manusia tidak menyadari kelemahan mereka, sehingga tak salah jika seringkali Tuhan selalu mengumpakan manusia sebagai domba.
Mengapa domba? Dalam beberapa artikel memang dijelaskan, bahwa domba itu adalah mahluk yang sangat bodoh, mudah panik, sering kali kehilangan arah (lihat deskripsinya di-wikipedia). Karena memang demikianlah sering kali manusia, tidak menyadari keadaan dosa mereka, dan lebih parah lagi menganggap diri mereka benar.
Disinilah kita membutuhkan suatu anugerah yang lebih dari sekedar makan-minum-pakai. Tapi kita butuh anugerah yang memberi arahan kemana hidup kita harus dibawa. Untuk itulah, Yesus datang dalam datang kedunia. Lewat kelahiran, kehidupan dan kematianNya, Ia menunjukkan dan membuka jalan bagi kita kepada kesempurnaan. Itulah anugerah khusus yang diberikan kepada mereka orang percaya, anugerah keselamatan (saving grace).
Hal penting yang kita butuhkan untuk menerima anugerah itu adalah kerendahan hati mengakui kekurangan dan dosa kita. Seperti halnya perkataan Yesus (Mrk 2:17):
Yesus mendengarnya dan berkata kepada mereka: “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.”
Apakah itu artinya orang benar tidak memerlukan Yesus? Tentu bukan itu maksudnya. Maksudnya adalah jikalau manusia hanya menyadari dirinya benar dan tidak berdosa, maka anugerah itu tidak datang kepada mereka.Ambil contoh perumpamaan orang Farisi yang berdoa di Bait Allah (Luk 18:11-12).
Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku.
Anugerah keselamatan itu cuma-cuma, tapi tidak murahan. Ia diberikan, tapi ia juga harus dikerjakan dengan sungguh. Tidak seperti segala berkat yang kita terima dalam anugerah umum, anugerah khusus terkadang datang dalam bentuk hajaran, teguran, atau bahkan mungkin musibah. Seperti halnya seorang orang tua yang menghajar anak untuk kesalahannya, demikian juga Tuhan kepada kita. Semuanya diijinkan terjadi untuk memberi arahan kepada kita kepada jalan yang benar.