KKR Bandung 2007 – Hari ke-1 – Yesus, Anak Allah

Hari ini, kamis 4 Oktober 2007. Hari pertama dari rangkaian Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR), yang akan diadakan selama 3 hari.

KKR kali ini mengangkat tema “Siapakah Yesus?”. Anda bisa jawab? 🙂 Pertanyaan sederhana tapi bila dijelaskan, 3 hari KKR mungkin ga bakalan cukup. Jadi, 3 hari KKR dijamin materinya beda-beda.

Pertanyaan “Siapakah Yesus?” mengingatkan kita pada pertanyaan Yesus kepada murid-muridnya pada Matius 16:13

Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: “Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?”

Jawab mereka: “Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi.”

Kalimat “Ada yang mengatakan…” menunjukan pada perkataan-perkataan yang diungkapkan merupakan pendapat orang lain.

Yesus tidak puas dengan pengenalan akan dirinya yang berdasarkan kata orang. Kemudian ia bertanya: “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?”

Petrus menjawab: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!”

Begitu juga dengan kita. Bagaimana kita mengenal Tuhan kita? Apakah pengertian kita akan Tuhan hanya sekedar kutipan atau kata orang. Tetapi karena ada sesuatu pengertian yang dihasilkan dari suatu hal pribadi yang dialami dengan Tuhan?

Mengenal akan Tuhan, kebutuhan akan perkara-perkara rohani adalah suatu kebutuhan bagi manusia. Bahkan bagi seorang atheis sekalipun. Banyak kisah dalam kehidupan orang-orang atheis di akhir hidupnya. Akhirnya mereka menemukan kekosongan. Saya teringat perkataan C.S Lewis:

Lebih baik hidup seolah-olah Tuhan itu ada, dan mati lalu mendapati kenyataan bahwa Tuhan itu tidak ada. Daripada hidup seolah-olah Tuhan tidak ada, dan mati lalu mendapati kenyataan bahwa Tuhan itu ada.

Arti: “Dalam nama Yesus”

Dalam hal menjalin hubungan kita dengan Allah, doa menjadi suatu hal yang penting.

Kita sering berdoa dan mengakirinya dengan “…dalam nama Yesus … amin!” Mengapa harus “dalam nama Yesus”. Apakah kita bisa meminta apapun juga dalam nama itu? Tentu tidak!

Berdoa dengan “dalam nama Yesus” ibarat seperti memohon tanda tangan persetujuan. Apakah Ia akan menandatangani setiap permintaan kita?!?

Ingat doa yang diajarkan Tuhan Yesus, yaitu doa Bapa kami. Kalimat pertamanya adalah: “Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu…”

Kalimat “dikuduskanlah nama-Mu” menunjuk pada keadaan. Dimana perihal doa yang kita naikan kehadapan Tuhan harus merupakan perkara yang bisa menguduskan nama Tuhan. Oleh sebab itu, jika berdoa dengan diakhiri “dalam nama Yesus” doa itu harus juga bisa menjadi hormat dan kekudusan bagi Tuhan.

Tuhan tidak menganggap hal itu, sebagai sesuatu yang sepele. Ingat Musa! Seorang pemimpin besar, yang memimpin bangsa Israel keluar dari tanah Mesir. Tapi Tuhan tetap menghukum dia, sehingga dia tidak bisa memasuki tanah perjanjian karena satu peristiwa dimana ia tidak menjaga kekudusan Tuhan dihadapan bangsa Israel (pada peristiwa Musa mukul batu dengan tongkatnya).

Hal itu sungguh-sungguh menegur kehidupan doa kita. Apakah doa-doa kita itu sungguh-sungguh boleh memuliakan nama Tuhan? ataukan hanya kita gunakan untuk memuaskan keinginan-keinginan kita.

Diterbitkan oleh

Tinggalkan komentar